Pagi yang cerah, matahari bersinar indah, seekor katak duduk sambil mengamati ikan-ikan yang berenang di sungai. Badannya besar, gendut dan tampak kuat, kulitnya merah dengan gambar bentol-bentol cokelat. Seluruh katak di wilayah itu menganggapnya sebagai katak terkuat.
“Wah, sepertinya menyenangkan bila aku ikut berenang dan bermain seperti ikan-ikan itu,” kata katak merah dalam hati. Tak lama kemudian datanglah dua ekor katak lain mendekati sungai. Katak yang satu berwarna hijau, badannya besar dan tinggi. Katak yang satu lagi berbadan kecil dengan warna biru muda. Kedua katak itu adalah teman bermain katak merah.
“Hai teman-teman! Ayo kita berenang di sungai!” seru katak merah menyambut kedua temannya dan bersiap untuk melompat ke dalam air sungai. Baru saja katak merah hendak melompat, Katak biru dan katak hijau menarik kakinya sambil berteriak, “Jangan!”
“Ada buaya jahat di sungai itu, nanti kita menjadi mangsanya!” kata katak biru menjelaskan. Mendengar itu, katak merah malah tertawa mengejek, “Ha..ha..dasar penakut! Sama buaya saja takut, ha...ha...!”
Dengan penuh kesombongan, katak merah mengangkat tangannya dan menunjukkan otot lengan yang kuat lalu berkata, ”Aku ini katak yang paling kuat, badanku besar, kalau buaya itu berani menggigitku, aku akan menangkapnya dengan tanganku!”
Katak merah terjun ke sungai untuk berenang tanpa mempedulikan perkataan temannya. Sambil berenang, katak merah mengejar ikan-ikan di sungai sampai mereka ketakutan. Katak hijau dan katak biru memilih pergi ke kolam untuk bermain dan bernyanyi bersama katak-katak yang lain.
Ketika katak merah sedang asyik berenang sambil mengejar ikan-ikan, seekor buaya besar mengintai dari balik akar-akar pohon sungai. Badannya besar, giginya tampak kuat dan runcing berderet di sepanjang mulutnya. Perlahan-lahan buaya itu mendekat i katak merah lalu tiba-tiba.....Clap! ...mulut buaya itu menangkap kaki katak merah dan menggigitnya. Katak merah terkejut saat menyadari seekor buaya menggigitnya, rasanya sakit sekali, ia menjerit ketakutan dan berteriak meminta tolong, “Tolooong! Toloooong!..aku digigit buaya! Toloooong!....!!!”
Mendengar jeritan itu, Katak biru dan katak hijau segera melompat mendekati sungai, dilihatnya katak merah menangis ketakutan karena kakinya digigit buaya. “Kita harus menolongnya!”, kata katak hijau. “Menolongnya? Tapi buaya itu sangat besar dan kuat, bagaimana cara kita menolongnya?”, tanya katak biru kebingungan.
Katak hijau segera mengatur rencana dengan cepat, ia mengumpulkan seluruh teman-temannya yang ada di kolam untuk membantu. “Jangan takut teman-teman, meskipun kita lebih kecil dari buaya itu, tapi kalau kita bekerja sama, kita pasti bisa mengalahkannya!” seru katak hijau meyakinkan teman-temannya yang merasa takut melawan buaya.
Semua katak itu memberanikan diri untuk melawan buaya, mereka segera mengumpulkan batu-batu ke pinggir sungai dan melemparkannya ke arah buaya itu sambil berteriak,”Lepaskan teman kami!” Buaya itu berusaha menghindar, tetapi katak-katak itu terus melemparkan batu yang lebih besar. Akhirnya buaya itu merasa kesakitan, sambil menggeram marah ia melepaskan gigitannya dan berenang pergi.
Katak hijau dan katak biru segera melompat dan menolong katak merah. Mereka mengangkatnya ke darat dan mengobati luka-lukanya. Katak merah merasa malu, ia teringat tadi telah mengejek katak hijau dan katak biru, sekarang ternyata merekalah yang telah menyelamatkannya dari buaya. “Maafkan aku teman, tadi aku telah sombong dan mengejek kalian, ternyata kalianlah yang berani melawan buaya itu.” Katak hijau dan katak biru tersenyum menerima permintaan maaf temannya “Bukan kami yang menyelamatkanmu katak merah, tapi lihatlah...kasih sayang semua teman-teman kita ini dan kerja sama merekalah yang telah menyelamatkanmu, berterima kasihlah kepada mereka semua.” kata katak hijau sambil memegang pundak temannya.
“Terima kasih teman-teman,” kata katak merah yang terharu melihat kebaikan teman-temannya, ia berjanji tidak akan sombong lagi dan hidup rukun dengan semua katak yang ada di kolam itu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar